IMPLEMENTASI BAHASA INKLUSIF GENDER DALAM BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA

Authors

  • Sonya Puspasari Suganda Universitas Indonesia

Keywords:

bahasa inklusif gender, Bahasa Jerman, Bahasa Indonesia, perencanaan dan politik bahasa

Abstract

Dewasa ini, muncul fenomena bahasa inklusif gender (gender inclusive language) atau bahasa yang berkeadilan terhadap gender (gender fair language) dalam berbagai bahasa di dunia. Tujuan dari inisiatif ini adalah agar tercipta bahasa yang inklusif dan egalitarian, yang mampu merepresentasikan semua lapisan di dalam masyarakat, beserta kemampuan dan keberhasilannya. Makalah ini menyoroti bagaimana implementasi bahasa inklusif gender dalam bahasa Jerman, dan potensi implementasi serta tantangan bahasa inklusif gender dalam konteks Indonesia. Bahasa Jerman sendiri memiliki sistem gender (Genus) dalam kata bendanya, misalnya der Student (mahasiswa laki-laki), dan die Studentin (mahasiswa perempuan), sementara bahasa Indonesia tidak (genderless). Sebagian kalangan feminis Jerman menggolongkan bahasa Jerman sebagai bahasa yang seksis. Menurut mereka, kaum perempuan seolah-olah dimarjinalisasikan dari pembicaraan karena dalam bentuk jamak, bentuk kata benda maskulin dapat digunakan baik untuk perempuan maupun laki-laki. Sebagai dampak dari timbulnya kesadaran tentang kesetaraan perempuan, belakangan ini terjadi perubahan penulisan kata benda (gendern) dalam bahasa Jerman, yang tidak lepas dari kontroversi. Dengan menggunakan ancangan kualitatif berdasarkan kajian pustaka, makalah ini mengeksplorasi bagaimana bahasa inklusif gender diterima oleh masyarakat Jerman. Sebagai pondasi, digunakan kerangka teoretis dari Edwards (2009) dan Mooney&Evans (2023) tentang bahasa dan gender. Hasil dari penelusuran menunjukkan bahwa meskipun sebagian masyarakat Jerman berpendapat bahwa kebijakan ini menimbulkan ’kerepotan‘, namun secara umum, inisiatif ini dapat diterima dan memiliki dampak yang positif, terutama di bidang pekerjaan. Dalam konteks Indonesia, bahasa inklusif gender masih dalam tahap perkembangan. Belum terlihat bagaimana bahasa inklusif gender ini direalisasikan dalam bahasa Indonesia, namun sudah teridentifikasi bidang-bidang yang dapat mendorong kesetaraan gender, yaitu dalam bidang pendidikan melalui multimodalitas dalam buku ajar, dan bidang leksikografi melalui revisi lema, makna, contoh kalimat dalam KBBI yang masih bernuansa seksis. Rekomendasi-rekomendasi tersebut perlu didukung oleh perencanaan dan politik bahasa yang matang dan kritis pada isu-isu sosial.

Downloads

Published

2025-10-30

How to Cite

Suganda, S. P. . (2025). IMPLEMENTASI BAHASA INKLUSIF GENDER DALAM BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA. Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia, 2025. Retrieved from https://kimli.mlindonesia.org/index.php/kimli/article/view/183