PENYERAPAN KOSAKATA BAHASA DAERAH LAIN PADA BAHASA KAILI DI SULAWESI TENGAH

Authors

  • Deni Karsana Badan Riset dan Inovasi Nasional/Universitas Hasanuddin
  • Lukman Lukman Universitas Hasanuddin
  • Nurhayati Nurhayati Universitas Hasanuddin
  • Katubi Katubi Badan Riset dan Inovasi Nasional
  • Wati Kurniawati Badan Riset dan Inovasi Nasional

DOI:

https://doi.org/10.51817/kimli.v2023i2023.96

Keywords:

kontak bahasa, penyerapan, Kaili, gejala bahasa

Abstract

Bahasa Kaili merupakan bahasa milik etnik Kaili yang berada di Sulawesi Tengah dengan jumlah
penutur terbanyak. Wilayah pemakaian bahasa Kaili pun sangat luas, mencakup Kota Palu, Kabupaten
Donggala, Kabupaten Parigi, Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso, dan Kabupaten Tojo Una-una. Bahasa
Kaili banyak mengalami perubahan. Perubahan, dari yang semula terasa sederhana, kini menjadi lebih
berkembang. Perubahan bahasa itu dapat terjadi karena adanya kontak bahasa. Kedatangan etnik lain
ke Sulawesi Tengah dengan tujuan tertentu. Hal ini dikarenakan wilayah Sulawesi Tengah banyak
menjanjikan harapan. Selanjutnya, kedatangan etnik lain itu tentu juga dapat mempengaruhi
keberadaan bahasa setempat, khususnya bahasa Kaili. Dengan demikian terjadinya kontak etnik dan
sekaligus kontak bahasa. Hal ini menarik dicermati dari segi bahasa, khususnya perubahan bahasa,
tepatnya kosa kata bahasa lain yang dibawa oleh suatu etnik ke wilayah teresebut tentu dapat
memperkaya bahasa setempat. Pemakaian bahasa etnik lain itu tentu melalui proses penyerapan.
Dengan demikian, terjadi perubahan kosakata asal etnik pendatang, terjadinya gejala bahasa. Tulisan
ini mencoba melihat bagaimanakah proses penyerapan itu terjadi (gejala bahasa) dan bahasa-bahasa
apa saja yang turut memperkaya bahasa daerah Kaili. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
Metode deskriptif dipilih karena metode ini dapat memberi gambaran secara transparan data
kebahasaan yang berupa kosakata bahasa non-Kaili dalam bahasa Kaili. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa kosakata yang terterima pada bahasa Kaili mengalami proses berupa gejala
bahasa, seperti: apokop, sinkop, kontraksi, monoftongisasi, haplologi, paragof, dan lenisi.
Selanjutnya, bahasa Kaili berkembang dan mendapat masukkan kosakata dari berbagai etnik yang
berkontak, seperti: Bugis, Melayu, Jawa, dan Manado.

Published

2023-12-22

How to Cite

Karsana, D. ., Lukman, L., Nurhayati, N., Katubi, K., & Kurniawati, W. (2023). PENYERAPAN KOSAKATA BAHASA DAERAH LAIN PADA BAHASA KAILI DI SULAWESI TENGAH. Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia, 2023, 33–41. https://doi.org/10.51817/kimli.v2023i2023.96