BENTUK GAYA BAHASA KIASAN YANG BERISI PAPPASENG ‘PETUAH’ TO MATOA DALAM BUDAYA BUGIS: ANALISIS STILISTIKA
DOI:
https://doi.org/10.51817/kimli.v2023i2023.93Keywords:
gaya bahasa kiasan, budaya Bugis, pappaseng, ranah sumberAbstract
Pappaseng merupakan petuah atau nasihat moral to matoa ‘orang tua’ atau leluhur orang Bugis yang
disampaikan dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Dengan ini katrakteristik
kultural manusia Bugis dipertahankan dan bisa beralih dari generasi ke generasi. Tulisan ini bertujuan
untuk menunjukkan bentuk-bentuk gaya bahasa kiasan bahasa Bugis berdasarkan teori metafora
konseptual Lakoff dan Johnson (2003). Data pappaseng diambil dari dua pertuturan bahasa Bugis
dialek Bone dan dua publikasi pappaseng di media sosial, terutama Facebook. Data dari sumber
pertama diperoleh dengan upaya elisitasi dan data dari sumber kedua diperoleh dengan menyalin dan
tangkap layar (screenshot). Data ini kemudian dianalisis dengan pendekatan stilistika linguistik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pappasseng tersebut secara umum merupakan bentuk gaya bahasa
sindiran (sinisme) mengenai ranah target karakter personal manusia Bugis, prinsip hidup, nasib hidup,
dan perilaku hidup. Data yang dominan ialah hal-hal buruk yang yang bersangkut-paut dengan
karakter personal, nasib hidup, dan perilaku hidup. Hal ini menunjukkan bahwa manusia Bugis yang
ideal diwujudkan dengan menunjukkan segala hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepatutan
untuk dijauhi. Adapun ranah sumber yang digunakan untuk mengonkretkan nasihat moral yang
menjadi kandungan pappaseng tersebut ialah (1) profil dan organ tubuh manusia, (2) binatang, (3)
tumbuhan, (4) benda-benda, (5) peristiwa dan keadaan alam, dan (6) konsep atau gagasan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Ainun Fatimah, Mardi Adi Armin, Kamsinah Kamsinah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.