GEJALA INFLEKSI DAN DERIVASI DALAM PEMBENTUKAN NUMERALIA BAHASA BUGIS

Authors

  • Muhammad Nurahamad Universitas Muhammadiyah Makassar
  • Muhammad Darwis Universitas Hasanuddin
  • Ainun Fatimah Universitas Hasanuddin
  • Muhammad Nur Iman Universitas Hasanuddin
  • Muhammad Ali Imran Universitas Hasanuddin

DOI:

https://doi.org/10.51817/kimli.v2023i2023.107

Keywords:

numeralia, infleksi, derivasi, bahasa Bugis

Abstract

Numeralia bahasa Bugis (bB) memiliki perilaku morfologis yang khas. Pada waktu numeralia dasar
mengalami proses morfologis, kedaaan pertama terjadi, yaitu makna berubah, dan kedua, mungkin
terjadi infleksi (kategori kata tidak berubah) atau derivasi (kategori atau identitas kata berubah).
Penelitian ini bertujuan menunjukkan perbedaan pembentukan numeralia infleksi dan numeralia
derivasi bB. Data diambil dari pertuturan bB dialek Bone. Analisis data dilakukan dengan pendekatan
linguistik struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa numeralia infleksi dalam bB ditandai oleh
penggunaan perfiks s?- (sepadan dengan perfiks se- dalam bI), prefiks wekka- (numeralia
multiplikasi), dan prefiks maka-. (numeralia tingkat) pada numeralia pokok. Contoh penggunaan
perfiks s?-: pulo ‘puluh’ (numeralia) menjad s?ppulo ‘sepuluh’ (numeralia), ratu ‘ratus (numeralia)
menjadi s?ratu ‘seratus’ (numeralia), dsb. Contoh penggunaan perfiks wekka-: dua ‘dua’ (numeralia)
menjadi wekkadua ‘kedua kali’ (numeralia), t?llu ‘tiga’ (numeralia) menjadi wekkat?llu ‘ketiga kali’
(numeralia), dsb. Contoh penggunaan perfiks maka-: dua ‘dua’ (numeralia) menjadi makadua
‘kedua’(numeralia), t?llu ‘tiga’ (numeralia) menjadi makat?llu ‘ketiga’ (numeralia), dsb. Pada pihak
lain, numeralia ukuran atau numeralia penggolong dibentuk dengan proses derivasi. Dalam hal ini,
kata-kata nomina ukuran seperti kilo ‘kilo’, lusing ‘lusin’, hetto ‘hektar’, begitu pula nomina-nomina
penggolong seperti goppo ‘onggok’, sio ‘ikat’, takke ‘tangkai’, lic? ‘buah’, dan seterusnya dapat
diderivasikan menjadi numeralia ukuran atau numeralia penggolong: kilo ‘kilo’ (nomina) menjadi
sikilo ‘sekilo’ (numeralia), goppo ‘ongggok’ (nomina) menjadi sigoppo (numeralia), sio ‘ikat’
(nomina) menjadi sisio ‘satu ikat’ (numeralia), lic? ‘buah’ (nomina) menjadi silic? ‘sebuah’
(numeralia), dsb. Selain itu, terdapat pula tiga afiks lain yang juga berfungsi derivasi, yaitu prefiks si-
dan prefiks maG-, serta konfiks a-ng. Namun, yang terjadi ialah numeralia diderivasikan menjadi
nomina sehingga terbentuklah kata verba denumeralia dan nomina denumeralia.

Published

2023-12-22

How to Cite

Nurahamad, M., Darwis, M., Fatimah, A., Nur Iman, M., & Ali Imran, M. (2023). GEJALA INFLEKSI DAN DERIVASI DALAM PEMBENTUKAN NUMERALIA BAHASA BUGIS. Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia, 2023, 133–140. https://doi.org/10.51817/kimli.v2023i2023.107