MENGENALI MOTO KABUPATEN DAN KOTA LAMPUNG SEBAGAI REFRESENTASI PIIL PESENGGIRI: SEBUAH KAJIAN ETNOSEMANTIS

Authors

  • Megaria Megaria Universitas Padjadjaran

DOI:

https://doi.org/10.51817/kimli.v2023i2023.103

Keywords:

bahasa Lampung, moto dan lambang, Piil Pesenggiri, kearifan lokal

Abstract

Melalui bahasa moto dibuat untuk menjadi refresentasi dan refleksi bagi sebuah daerah. Moto dan
lambang dibuat untuk merefleksikan nilai-nilai sosial budaya masyarakat daerah sebagai sebuah
kearifan lokal. Melalui moto dan lambang daerah menjadi sebuah identitas yang menggambarkan
potensi daerah, semboyan, dan harapan masyarakat untuk mewujudkan harapan tersebut. Moto dan
lambang kabupaten dan kota Lampung sangat erat kaitannya dengan Piil Pesenggiri sebagai falsafah
hidup orang Lampung. Melalui penelitian ini diungkap bagaimana lambang dan moto kabupaten dan
kota Lampung dalam kaitannya dengan Piil Pesenggiri sebagai falsafah hidup Ulun Lappung ‘orang
Lampung’. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif kualitatif. Data bersumber dari
dokumentasi cetak yang berisikan moto dan lambang seluruh kabupaten dan kota yang ada di
Lampung. Data dianalisis menggunakan kajian etnosemantis sebagai pisau bedah untuk
menganalisis bentuk dan makna serta refresentasi dari simbolik lambang yang menjadi pemaknaan
dari falsafah hidup orang Lampung, Piil Pesenggiri. Hasil penelitian menunjukkan bentuk verbal
moto kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Lampung tertuang dalam bentuk frasa sebagai
berikut: Sai Bumi Ruwa Jurai, Ragom Mupakat, Beguwai Jejama, Beguwai Jejama Wawai, Andan
Jejama, Bumei Tuwah Bupadan, Begawi Jejama, Bumi Sai wawai, Jejama secancanan, Jurai Siwo,
Helauni Ki Bakhong, Ramik Ragom, Ragem Tunas Lampung, Sai Bumi nengah Nyappur, Ragab
Begawe Caram, Ragem Sai Mangi Wawai. Berdasarkan bentuk dan maknanya moto dan lambang
kabupaten dan kota di Lampung menunjukkan keterkaitan dan menjadi wujud perwajahan dari nilai-
nilai Piil Pesenggiri. Nilai yang dimuat mencakup : (a) sakai sambayan ‘tolong-menolong’, (b)
nengah nyapukh ‘bersosialisasi’, (c) bejuluk beadok ‘bergelar’, (d) nemui nyimah ‘bertangan
terbuka’.

Downloads

Published

2023-12-22

How to Cite

Megaria, M. (2023). MENGENALI MOTO KABUPATEN DAN KOTA LAMPUNG SEBAGAI REFRESENTASI PIIL PESENGGIRI: SEBUAH KAJIAN ETNOSEMANTIS. Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia, 2023, 105–110. https://doi.org/10.51817/kimli.v2023i2023.103